pembahasan materi ke 08 Kitab Jauharul Maknun bab Isnad Aqli, untuk Isnad Aqli majazi akan dibahas pada materi selanjutnya.
Blog Santri Blogger - Materi ke 08 kita dari Kitab Jauharul Maknun adalah Isnad Aqli dan Macam-macamnya. Pada Materi ke-05 tentang Isnad Khabari kita sudah mengetahui tentang Isnad yaitu Menghimpun satu kalimat atau lafaz yang sejalan dengan kalimat tersebut , dengan kalimat lain sehingga memunculkan faedah hukum, baik itsbat (positif/ada) ataupun nafi (negatif/tidak ada). Lebih lanjut kita akan membahas tentang Isnad dan macamnya disini.
وَ لِحَقِيْقَةٍ مَجَازٍ وَرَدَا لِلْعَقْلِ مَنْسُوْبَيْنِ أَمَّا الْمُبْتَدَا
إِسْنَادُ فِعْلٍ أَوْ مُضَاهِيْهٍ إِلَى صَاحِبِهِ كَفَازَ مَنْ تَبَتَّلَا
“Isnad ‘aqli itu datang karena (menunjukkan) Haqīqat dan Majaz yang dinisbatkan kepada ‘aqli.
Adapun yang pertama (Haqiqat 'Aqliyyah) itu mengisnadkan fi‘il atau lafadz yang serupa fi‘il kepada ma‘mulnya, seperti: (فَازَ مَنْ تَبَتَّلَا) = Berbahagia orang yang memutuskan hubungan hatinya dengan makhluk. Yang berbahagia, ialah tabattul.”
Pembagian Isnad
Isnad itu terbagi menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Isnad Khabari dan 2. Isnad Insya'i. Masing-masing dari Isnad tersebut terbagi menjadi dua yaitu:1. Haqiqat 'Aqliyyah
2. Majaz 'Aqli
Isnad 'Aqli Haqiqi
A. Pengertian Isnad 'Aqli Haqiqi
Definisi dari Isnad 'Aqli Haqiqi adalah menyandarkan fi'il atau yang menyerupainya (Mashdar, Isim F'il, Isim Maf'ul, Shifat Musyabbihat, Isim Tafdlil, dan Dharaf) kepada ma'mul (lafadz) yang semestinya. Misalnya penyandaran fi'il mabni ma'lum kepada fa'il, contoh : تَعَلَّمَ زَيْدٌ dan penyandaran fi'il mabni majhul kepada naibul fa'il, contoh : نُصِرَ عَمْرٌو.B. Pembagian Isnad 'Aqli Haqiqi
- Pembagian Isnad 'Aqli Haqiqi berdasarkan kecocokan terhadap i'tiqad dan kenyataan, terbagi menjadi empat macam, yaitu:
- Cocok dengan kenyataan dan i‘tiqad-nya, seperti kata seorang mu’min: (أَنْبَتَ اللهُ الْبَقَلَ) "Allah yang telah menumbuhkan tanaman".
- Cocok dengan i‘tiqad-nya saja, tidak cocok dengan kenyataan, seperti kata orang kafir: (أَنْبَتَ الرَّبِيْعُ الْبَقَلَ) "Musim semi telah menumbuhkan tanaman".
- Cocok dengan kenyataan saja, tidak sesuai dengan i‘tiqad, seperti kata orang mu‘tazilah yang berkeyakinan bahwa pekerjaan manusia tidak diciptakan oleh Allah: (خَلَقَ اللهُ الْأَفْعَالَ كُلَّهَا) = Allah yang telah menciptakan seluruh pekerjaan.
- Tidak Cocok dengan kenyataan dan i‘tiqad-nya, seperti: (قَامَ مُحَمَّدٌ) = telah berdiri Muḥammad. Padahal kamu tahu bahwa Muḥammad itu belum berdiri.
- Isnad 'Aqli Haqiqi itu bila dilihat dari kedua unsur pokoknya, yaitu musnad dan musnad ilaih juga terbagi atas empat macam yaitu:
- Musnad dan Musnad ilaih menggunakan makna ḥaqiqat (menggunakan makna aslinya), seperti contoh : خَلَقَ اللهُ السَّموَاتِ وَ الْأَرْضَ
- Musnad dan Musnad ilaih menggunakan makna majaz, seperti (أَحْيَا الْبَحْرُ زَيْدًا) = (Orang yang dermawan telah memberi kepada Zaid), dengan menggunakan majāz isti‘ārah sebagaimana yang akan diterangkan pada ilmu bayan. Lafaz (أَحْيَا) menggunakan arti lafadz (أَعْطَى). dan Lafadz (الْبَحْرُ) menggunakan arti lafadz (الْكَرِيْمُ).
- Musnad ilaih dengan arti ḥaqiqat, sedangkan musnad dengan arti majāz, seperti: (أَحْيَا الْإِلهُ الْبَقَلَ) Lafaz (أَحْيَا) dengan arti (أَنْبَتَ).
- Musnad ilaih dengan arti majāz, musnad dengan arti ḥaqīqat seperti: جَاءَ زَيْدٌ "Pelayan Zaid telah datang)
Demikian pembahasan materi ke 08 Kitab Jauharul Maknun bab Isnad Aqli, untuk Isnad Aqli majazi akan dibahas pada materi selanjutnya.
ibarat maksud dari bait jauhar maknun nya dalam mejelaskan secara dhahir alhamdulillah sudah sangat mapan ,dan bermanfaat.
ReplyDelete